Penyakit Manusia Gaul Ibu Kota #1
Sekarang,...’terima kasih’ pada manusia-manusia gaul
ibu kota, punya akun twitter seakan menjadi kewajiban dan bagian dari nggaya
hidup.
Aku berhenti membaca artikel di sebuah kolom “Kompas”
gara-gara separuh artikel isinya kebanyakan menyebut konco-konco twitternya.
Ini artikel, apa ajang pamer teman twitter sih?
Sebagai orang yang bernapas di zaman peralihan
teknologi tentu aku bukannya tidak punya akun twitter, hanya saja aku dalam
tahap bingung. Sampai sebegitu pentingkah untuk terus menyebut akunnya. Sebegitu
layakkah untuk ‘mengikuti’ seseorang? Membuat orang itu ngerasa penting dan
ngerasa sangat hebat untuk punya...katakanlah sekian juta pengikut?
Twitter juga cenderung membuat orang ngomong
singkat-singkat dan bawaannya nyombong. Terus kenapa kalau punya follower
segitu?
Di kolom dimana biasanya profesi seharusnya dituliskan
malah terpampang akun twitternya. Jadi mungkin besok jika seorang pembecak
dijadikan narasumber dalam sebuah berita, yang tertera selain namanya adalah
juga akun twitternya.
Pembawa acara, pembawa berita, pelawak berdiri, semua
memasang akun twitter di bawah namanya. Seolah jadi orang paling layak untuk
disembah dengan mengharap orang lain untuk ‘mengikuti’nya.
Orang mamerin twitternya sama seperti pemilik BB
kesiangan yang mamerin pin BB-nya. Aku pernah tau-tau dapat sms dari seorang
teman yang isinya “ini nomor BB gue”. Hah? Apa mask-udmu, Saudara? Bukannya
tanya dulu apa aku punya BB atau tidak.
Beba bebe, siapa juga yang punya BeBe? Apalagi cuma
buat nggaya. Alasan saja itu biar tidak gagap teknologi. Paling banter juga
cuma buat sms-an, teleponan, nge-net(itu juga pakai paket murah kan?), dan untuk
jepret sini sana. Jika seperti itu adanya pakai saja hape biasa dan beli kamera
digital khusus yang lebih bagus hasilnya dari pada hape merek apapun. Akui saja
kalau Saudara ngeluarin dan pegang BB itu di muka umum, pasti ngerasa hebat dan
bangga kan? Jadi bukan sadar teknologi yang Saudara kejar, tapi ya nggaya itu
tadi.
JinoJiwan untuk Bebas Ngetik
JinoJiwan untuk Bebas Ngetik
0 komentar:
Posting Komentar