Astaghfirullah, Sinetron!

15.44.00 jino jiwan 2 Comments


Ah, tahu-tahu sudah bulan puasa. Badan lemes, ngapa-ngapain juga males. Mending nonton tv aja, dari pada kebayang-bayang sang kekasih mulu, ntar malah batal puasanya. Hari gini tv swasta tentu saja akan berlomba-lomba menayangkan tayangan-tayangan penyejuk iman penambah taqwa…kan? Mereka tentu ingin mengawal kita menempuh bulan penuh barokah dengan selamat dan sukses…kan?

Oke…coba kita lihat di tv ada apaan. Ah ada tayangan rohani jelang berbuka…tapi kok elo lagi elo lagi ya? Trus (masih) ada juga acara lawakan sahur yang jayus plus kuis nih. Dan tentu saja tidak ketinggalan ada juga sinetron-sinetron spesial seperti…ya seperti biasanya lah sama kaya bulan Romadhon kemaren-kemarennya. Mulainya beberapa hari sebelum Romadhon dan selesainya bisa sekian hari setelah lebaran. Setiap hari loh itu!

Bosen sama yang terakhir? Wah jangan dulu deh. Yuk kita tonton bareng buat menemukan asyiknya di mana.
Tahu nggak apa yang membedakan sinetron Romadhon dangan sinetron reguler yang menjejali prime time tiap malam?

Pertama. Pemerannya, aktor & aktris berkulit cerah berwajah indo itu, terutama sang protagonis akan selalu memakai atribut religius, yang cowo pake peci dan baju koko, sementara yang cewe bakal pake jilbab pada semua scene, di tiap saat dan tiap waktu. Ya mungkin gak setiap saat, tapi dalam kondisi ekstrim yang sangat dipaksakan (tergantung tuntutan cerita dan PH bersangkutan) ini akan sangat terlihat dengan jelas.

Kedua. Para protagonis akan lebih sering mengucap special words dari pada sinetron reguler. “Astaghfirullah” atau “Alhamdulillah” adalah contoh yang akan sering sekali terdengar, tergantung konteksnya. Si orang baik akan mengucap “Astaghfirullah” ketika diusili oelh si jahat. Dan tentu sulit berharap si tokoh baik mengucap “Alhamdulillah” saat dikabari bahwa si jahat yang usil itu kecelakaan. Kan mereka orang baik to? Sebaliknya si jahat tidak akan mau mengucapkannya sedikitpun. Kecuali di episode akhir saat akan tobat (kalo sempet).

Cerita? Tidak usah terlalu dipikirkan. Sama saja kok sebenarnya dengan sinetron-sinetron reguler, cuma seting waktunya saja yang berubah jadi lebih agamis. Di mana ada orang yang kelewat baik (pasti jadi protagonis) dihadapkan dengan orang super jahat (jelas jadi antagonis). Ending? Orang baiknya akan menang setelah susah payah dan si penjahat pun akan dimaafkan dengan mudahnya oleh si orang baik, tapi belum tentu akan bertobat. Soalnya kisahnya Insya Allah akan diteruskan Romadhon tahun depan.

Kebanyakan dari kita begitu terlena dan sekedar hanyut saja dalam pusaran cerita. Padahal ada cara yang lebih menarik. Misalnya, gimana kalo iseng-iseng ngitungin berapa kali seluruh karakter dalam sinetron mengucap dua special words tadi lalu bandingkan lebih banyak mana ucapan special words yang diucapkan oleh aktor dan aktris dalam satu episode dengan yang diucapkan oleh diri kita sendiri dalam sehari. Hayo banyakan mana? Masa kalah sama karakter-karakter sinetron yang jelas fiktif itu? Ingat, ini bulan penuh barokah loh.
Diketik Jino Jiwan buat Bebas Ngetik
Selasa & Kamis, 3 & 5 Agustus 2010

2 komentar:

Langkah Awal Untuk Bangkit

15.42.00 jino jiwan 0 Comments

Boleh dibilang dunia sepak bola Indonesia saat ini sedang memulai langkah awalnya untuk (kembali) bangkit berdiri. Setelah melewati satu dasawarsa akhir yang memilukan dan memalukan, kerontang prestasi dan hanya bisa bermimpi meraih gelar internasional bergengsi.


Bukan rahasia lagi bahwa sepak bola adalah olahraga favorit buat mayoritas rakyat di bumi Indonesia. Sehat untuk dimainkan dan nikmat pula untuk disaksikan. Bahkan kita boleh bangga dengan liga sepak bola nasional yang kasta tertingginya sekarang bernama Liga Super itu. Dimana dulunya hampir di setiap pertandingan kerap dijumpai hawa fanatisme dan anarki yang nyaris selalu berujung tawuran, sekarang sudah berubah jadi tayangan profesional bermutu berrating tinggi.


Di tengah kerinduan akan gelar internasional dan keras kepalanya petinggi PSSI, muncul harapan baru yang ditabur pemerintah. Dalam hal ini melalui Mentri Pemuda dan Olahraga kita Andi Mallarangeng yang terlihat serius memperbaiki pencapaian tim nas. Diawali dari keluarnya rekomendasi untuk me’reformasi’ PSSI dalam Kongres Sepak Bola Nasional yang diprakarsai olehnya. Ia kemudian menjajaki kemungkinan Fatih Terim, pelatih asal Turki memanajeri tim nas. Fatih Terim sempat diundang untuk berkunjung lebih dulu ke Indonesia. Walau akhirnya Terim batal berkunjung.


Belum cukup di situ, Andi juga menjajaki kerja sama dengan Malaysia untuk menjadi tuan rumah bersama pada Piala Dunia FIFA tahun 2026. Setelah FIFA resmi mencoret Indonesia dari bidding resmi tuan rumah Piala Dunia 2022, karena FIFA menilai PSSI tidak didukung oleh pemerintah. Padahal ini adalah syarat mutlak yang diterapkan FIFA pada negara peserta bidding. Rentang waktu yang cukup panjang, selain demi mematangkan segala persiapan, sekaligus untuk memperbaiki pamor Indonesia setidaknya di tingkat Asia Tenggara. Walau FIFA sendiri telah membuat pernyataan bahwa biaya yang membengkak saat Piala Dunia Jepang-Korea Selatan 2002 menjadi faktor pertimbangan FIFA untuk menolak opsi tuan rumah bersama Piala Dunia.


Jangan lupakan juga langkah naturalisasi oleh PSSI lewat tiga pemain keturunan berdarah Indonesia; Irfan Bachdim, Alessandro Trabucco, dan Kim Jeffrey Kurniawan. Apakah ini sebuah langkah instan karena putus asa? Mari kita lihat nanti untuk mengetahuinya. Pemain-pemain ini punya banyak waktu untuk membuktikan kualitas mereka. Singapura yang miskin SDM sudah lama melakukan kebijakan ini dan terbukti sukses.


Semua itu tentu saja masih langkah awal yang masih wajib disusul langkah konkrit selanjutnya. Bagaimanapun, tim nas sepak bola kita pernah dianggap macannya sepak bola Asia. Meski saat ini terpuruk jauh dari Vietnam dan Singapura bahkan Malaysia. Jangan dulu dibandingkan dengan Thailand yang telah lebih dulu mandiri sebagai tim yang ditakuti. Idealnya tidak sulit memang untuk menemukan amunisi muda berbakat di antara 240 juta penduduk Indonesia untuk menyegarkan wajah tim nas kebanggan kita untuk hari ini dan masa datang.

Diketik Jino Jiwan di Kamar Warna,

Untuk Bebas Ngetik: Kamis, 5 Agustus 2010

0 komentar:

Antara Mimpi dan Realita, Dunia Imajinasi Nolan

15.33.00 jino jiwan 1 Comments



Pemeran: Leonardo DiCaprio, Ken Watanabe, Joseph Gordon-Levitt, Marion Cotillard, Ellen Page, Tom Hardy, Cillian Murphy, dan Tom Berenger
Sutradara: Christopher Nolan
Distributor: Warner Bros. Pictures
Durasi: 148 menit
Salah satu syarat sebuah film bisa disebut berkualitas adalah dengan melihat ending yang ditawarkannya. Karena film berposisi sama seperti karya sastra atau komik strip yang punya satu kemutlakan yaitu akhir kisah yang kuat bagi benak penikmatnya. Kata lainnya adalah, ending yang nendang dan terus terngiang untuk waktu yang lama. Begitu pula Inception karya Christopher Nolan pun menawarkan hal yang sama, ending cerdas dengan memasrahkan pada penonton untuk mengambil kesimpulan sendiri. Lebih baik lagi—sebab penonton tidak akan bisa mengambil kesimpulan tersebut tanpa mencurahkan pikiran dan konsentrasi menyimak dan memahami keseluruhan elemen pendiri film yang dibangun oleh Nolan nyaris tanpa cacat berarti dari awal hingga akhir. Inception adalah jenis film yang perlu ditonton lebih dari sekali, dan akan menghipnotis penonton untuk terus memikirkan, membicarakan dunia mimpi ala Christiopher Nolan.
Bagi yang belum menontonnya, review ini mengandung sedikit bocoran yang mungkin akan mengganggu kenikmatan menonton film.

Inception menceritakan sekelompok ekstraktor mimpi dengan keahlian masing-masing dipimpin oleh Cobb (Leonardo DiCaprio) dan didanai oleh Saito (Ken Watanabe)—yang berupaya menanamkan gagasan (insepsi) dalam pikiran Fischer (Cillian Murphy), seorang pewaris perusahaan raksasa, lewat perantara mimpi tanpa disadari oleh orang yang diinsepsi pikirannya. Sehingga seolah gagasan yang muncul adalah murni hasil pikirannya sendiri. Konflik yang intens, suspense yang sulit ditebak, interaksi antar karakter yang unik mewarnai keseluruhan film.

Nolan juga menyelipkan berbagai teori, fakta, dan peraturan dalam mimpi. Seperti, adanya keyakinan orang yang sedang bermimpi bahwa selama ini karakter-karakter lain yang muncul dalam mimpi itu nyata dan mereka benar-benar bertemu di alam mimpi. Anggapan ini seolah diiyakan, berkat Cobb dan timnya. Atau orang juga tidak pernah ingat permulaan ketika mimpi dimulai, dan tahu-tahu sudah sampai ditengah-tengah mimpi. Satu fakta lain, orang yang bermimpi merasa segala kejadian yang terjadi dalam mimpi wajar adanya, namun ketika terbangun barulah sadar bahwa yang barusan terjadi dalam mimpi luar biasa aneh. Juga kenyataan bahwa waktu dalam mimpi berputar lebih cepat dari pada dunia nyata. Hingga peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar anggota tim, Ya! Ternyata mimpi pun ada aturannya, peraturan yang sangat vital untuk mengerti bagian akhir film. Semua itu disampaikan lewat dialog yang menarik dan natural antar karakternya.

Memang ada beberapa adegan terlihat terlalu aneh atau berkesan teramat tiba-tiba, bahkan maju terlalu jauh seperti melompat-lompat hingga agak terasa berlebihan pada pertengahan film. Namun, pertanyaan kenapa begini kenapa begitu itu akan terjawab semuanya seiring dengan berjalannya film mendekati klimaks. Dengan catatan penonton harus benar-benar menyimak setiap detail.

Secara keseluruhan Inception memang terkesan serius, namun Nolan masih sempat mencuri-curi scene memasukkan unsur humor unik dalam porsi kecil. Bahkan dalam adegan bertarung sekalipun. Kelucuan juga hadir saat kemampuan dunia mimpi yang tanpa batas diekspos. Daripada membuat seorang mampu terbang dalam mimpi sehingga berpeluang terlihat cheezy, Nolan malah memberi kemungkinan lain yang hampir tidak pernah terpikirkan orang saat bermimpi. Bagian ini dimunculkan begitu kuat dan akan sangat memorable hingga puluhan tahun mendatang.

Bagi Leo sendiri, Inception bisa jadi salah satu pencapaian terbaiknya, sehingga bagi penggemar karya Nolan dan Leo boleh berharap cemas mereka bakal berkolaborasi kembali nantinya. Porsi terbesar memang dipegang oleh Leo, sebagai pemimpin sekelompok ahli mimpi ia seakan punya agenda sendiri, konflik dengan hatinya yang sangat mencintai keluarga malah berbalik membahayakan seluruh misi. Ken Watanabe lewat peran Saito, seorang Jepang yang kaya, ambisius, dan berkedudukan tinggi—justru mencuri perhatian, ia begitu tenang dan punya motivasi tersembunyi terkait dengan misi insepsi ini. Bukan berarti karakter lain tidak memberi kontribusi berarti, seperti Arthur (Joseph Gordon-Levitt) yang hadir sebagai penyeimbang dan tangan kanan Cobb, atau Ariadne (Ellen Page) sebagai arsitek mimpi yang selalu ingin tahu rahasia orang lain. Hanya saja motivasi mereka dalam cerita memang tidak sedalam Cobb dan Saito, karakter yang diperankan Leo dan Watanabe.

Meski begitu, kekuatan Inception bukan semata terletak pada akting para pemainnya melainkan pada konsep cerita yang tersampaikan dengan rapi. Terlepas dari mustahilnya peralatan canggih ekstraktor mimpi yang dimiliki Cobb dan timnya, sebab itu juga bagian dari konsep cerita. Pujian layak disematkan pada Christopher Nolan dan tim editingnya yang mampu menghembuskan nyawa pada kisah fantasi mimpi yang rumit ini.
Jino Jiwan untuk Bebas Ngetik
Kamis, 5 Agustus 2010

1 komentar:

13 Langkah Membentuk Band Pop

15.16.00 jino jiwan 0 Comments


Ahhh… betapa menyenangkannya jadi anak band. Cepat kaya dan terkenal, peluang dapat pacar artis cantik tinggi semampai terbuka lebar, digilai para groupies cewe histeris yang rela berdesakan dan pingsan untukmu. Sampai punya layanan sms hiburan sendiri (Reg_bla bla bla). Gak perlu repot cari teman di Fb atau Twitter, tinggal di konfirmasi atau ignore aja, mereka datang sendiri bak magnet, semua orang mencarimu, dan selalu digosipin sama media, sehingga jadi makin kondang, jadwal manggungpun makin bertambah.

Sebenarnya… jadi penyanyi solo juga bisa sih dapetin semua itu, kalo suaramu bagus, tapi jadi anak band tetep lebih keren. Apa sih keunggulan band dibanding penyanyi solo? Mungkin ya… mungkin, antara lain karena kemampuan megang alat musik mereka jadi terlihat. Ingat dulu waktu SMA gak? Cewe-cewe lebih tertarik dengan cowo yang jago ngegitar nyanyiin lagu yang direquest cewe-cewe pada jam istirahat dari pada cowo ‘kutu buku’ yang unggul di prestasi akademis. Ini berlaku sampai sekarang, cewe akan klepek-klepek dengan anak band.

Gak heran banyak yang tergoda ikut-ikutan bikin band, terutama lulusan SMA yang males nerusin kuliah, meskipun banyak juga yang lenyap begitu aja setelah album pertama, dan hanya sedikit yang bisa sukses secara komersil sampai paling tidak album ketiga. Kalopun CDnya ntar hanya dibajak untuk dijual Rp. 6ribu/keping di lapak-lapak, masih ada jalan lain yang menggiurkan. Jualan RBT atau NSP! Maka muncullah bejibun band-band dengan beragam nama tapi warnanya seragam, sulit dibedakan, persis satu sama lainnya, yang beda cuma mukanya, tapi anehnya yang seperti inilah yang disukai. Cukup hanya dengan bermodalkan rata-rata 10 lagu pop mellow menghanyutkan dalam 1 album yang ngomongin 1 tema ‘universal’: Cinta!

Dan… jangan dikira perusahaan rekaman gak tergiur dengan antusiasme rakyat Indonesia untuk berdendang ria dengan lagu berbahasa sama. Ini peluang meraup duit dari kantong penikmat musik Indonesia yang kelaparan akan hiburan. Seperti hukum ekonomi “Kalo ada banyak yang minta, ya kasih aja”, maka pintu perusahaan rekamanpun dibuka selebar-lebarnya untuk dimasuki band-band baru tampang baru atau band tampang lawas nama baru. Seorang produser musik senior dari very major label di Indonesia yang kurang nyaman kalo disebutkan di sini pernah berujar kurang lebih begini. “Keuntungan dari satu album band aja itu sudah lebih dari cukup untuk meng-cover biaya yang sudah dikeluarkan untuk membiayai sembilan band gagal lainnya”. Artinya keuntungan 1 dari 10 band itu besar sekali, dan kalo sebuah grup band tidak mampu mencapai target penjualan tertentu sudah pasti album selanjutnya hanyalah ngimpi.

Isu yang selalu diangkat adalah pembajakan. Pembajak? Kenapa takut? Kalo memang pembajak-pembajak itu luar biasa untung besar kenapa label-label raksasa yang ngaku rugi itu gak ada yang bangkrut? Bahkan makin banyak perusahaan rekaman baru yang menjamur… kan? Malah konon isunya para produser rekaman itulah yang sengaja ngelempar materi rekaman band ke pembajak terlebih dahulu sebelum rilis resmi. Demi exposure gratis. Pembajak disalah-salahin sebagai pembunuh kreatifitas musisi padahal ujung-ujungnya hanyalah duit yang mau masuk ke label jadi berkurang ‘sedikit’.

Tapi ada bagusnya juga sih, musik Indonesia jadi penguasa di negeri sendiri menghajar musik barat yang sempat mendominasi peta permusikan dan perTVan dari 90-an. Kalo dulu hanya ada MTV Indonesia, sekarang setiap pagi semua stasiun tv punya acara musik sendiri yang tayang bersamaan, dengan menu utama live (or not live) performance dan peringkat lagu-lagu. Paling nggak baguslah buat mereka para anak band itu sendiri biar gak melulu dicap luntang-lantung gak jelas oleh orang-orang rumah termasuk pacarnya (itu kalo punya). Ha ha!

Agar dapat meraih sukses menembus perusahaan rekaman, dapat kontrak bikin album minimal tiga, banyak fans, dapat banyak royalti, perbaikan keturunan, dst. Berikut ini ada tips-tips awal bermodal 0 yang dapat dipraktekkan untuk jadi band top of the pop:
  1. Pertama tentukan anggota bandmu. Teman akrab lebih baik, jangan ajak musuhmu apalagi mantannya pacarmu (kalo kamu punya). Jangan terlalu rame, jangan terlalu banyak, malah bikin gak asyik dan pasti bikin manajemen apalagi calon fans jadi bingung mengenali itu siapa, ini siapa? Pilih kira-kira 4-5 orang aja. Tentukan juga pentolannya alias front man! Pilih yang paling berkharisma. Ini penting untuk menyatukan visi dan misi (kaya kampus ama partai aja). Tentukan juga siapa megang alat musik apa, liat tampang dan posturnya pantes gak. Contoh: yang badannya kecil dan pendek jadiin drummer, yang bongsor dan tinggi jadiin bassist. Jangan sampai kebalik. Bisa tenggelam tuh badan cungkring, kalo megang bass.
  2. Langkah ke2 ini adalah yang paling vital untuk masa depan bandmu; Pemilihan vokalis. Kalo tampang vokalis bandmu sekarang dibawah standar biarpun kwalitet suaranya platinum, segera turunkan pangkatnya jadi apa kek gitu. Jadi sambungan kabel yang kurang panjang juga ide bagus. Atau kalo terlalu mengganggu penampilan, pecat aja! Pilih vokalis cowo. Tanpa bermaksud menghina band dengan vokalis cewe, ini karena band dengan vokalis cowo jauh lebih laku. Kriteria selanjutnya harus bertampang oke atau berpenampilan cool, langsing (alias kurus) dengan tinggi badan sedang, jangan terlalu pendek apalagi berpostur pemain basket (cukup antara 165-175cm aja) dan klimis. Kenapa? Karena vokalis akan menjadi fokus utama yang nongol di Tv nantinya. Tidak penting kualitas vokal, yang penting gak gagu aja. Toh entar suaranya bisa dikasi efek pas rekaman. Tapi jangan juga terlalu ganteng (bukan gangguan tenggorokan ya), takutnya dia beralih ke dunia modeling dan sinetron. Status tidak masalah, jika sudah beristri justru makin seru. Kesempatan emas untuk digosipin. Semakin sering digosipin semakin terkenal.
  3. Pilih aliran POP, boleh dengan sedikit campuran rock, dan garukan gitar yang melodis. Dicampur balada, jazz kecil-kecilan, ataupun groovy juga bagus. Sedikit atau banyak sentuhan musik gaya melayu yang sedang ngetop juga dijamin laku. Apapun campurannya tetap pilih POP sebagai jalur utama. Nasihat yang harus ingat: Gak usah sok indie deh! Kalo mau albumnya laris.
  4. Formasi personel biasa aja nggak perlu tampil sok unik (gak perlu ada yang pegang kendang atau rebana, soalnya ini bukan grup marawis), ikuti aja arus yang sedang berlangsung. Misal: vokalis tampil solo aja tanpa alat musik (boleh sesekali ditampilkan, tapi jangan keseringan), dua atau satu orang gitaris cukup, seorang bassist, dan seorang drummer. Boleh juga ditambah keyboardist (meski jarang dipake) atau ada salah satu personel yang merangkapnya. Soal skill? Ah yang penting sok pede aja. Asal gitarisnya tahu kord-kord biasa yang sering dipakai band lain seperti: C, D, D7, E, Em, F, F#m, G,… H, I, J, K, L…
  5. Pilih nama band yang menjual dan ears catching sehingga bisa menggugah (hua… menggugah) rasa penasaran manusia yang sudi dengerin musikmu. Nama band biasanya sering berubah-ubah. Karena terbatasnya wawasan ber-ngeband, mereka sering baru nyadar kalo nama yang dipakai ternyata udah dipakai oleh band lain. Satu atau dua suku kata sudah cukup, gak usah over, bisa mubazir! Sebaiknya pakai bahasa Indonesia atau kata serapan yang simpel. Konsultasi dulu dengan guru bahasa Indonesiamu di SMA. Tips mudahnya: Ambil kamus besar bahasa Indonesia (atau kamus Inggris). Tutup matamu, sembarang buka halaman berapa aja, masih dengan mata merem, tunjuk jarimu di halaman kamus, sekarang buka mata. Selamat, sekarang kamu sudah tahu kata apa yang akan kamu pakai untuk jadi nama band kamu. Tren saat ini seperti tahun 90-an adalah dengan menambah kata “band” di belakang nama resmi. Diduga untuk menghindari mispersepsi dari penikmat musik yang mungkin akan menyangka mereka adalah rombongan sirkus, karena nama band-band baru sering aneh. Hindari nama-nama yang udah bikin ilfil duluan. Tambal band (ada banyaaak) atau Kepri Band adalah salah satu contoh nama yang hanya cocok untuk saingan dengan band beraliran lawak sekelas Teamlo.
  6. Soal nama, ini juga mencakup nama-nama personel bandmu. Diskusikanlah bersama nama-nama panggilan yang komersil dan gampang diingat, bukan berarti gak bersyukur dengan nama asli pemberian orang tuamu, tapi dulu itu orang tuamu kan gak tau kamu maunya jadi pemain band, jadinya kamu dapat nama yang gak ngejual. Contoh yang bisa dicoba: Nazriel jadi Ariel, Sigit jadi Pasha (Kok bisa?), Maryanto jadi Ary, Riyanto jadi Ryan, Zainal jadi Jay, Endang jadi Enda, Sutomo jadi Tommy, Iman jadi Taqwa (Ha ha), Prasetyo jadi Tyo, Wahyono jadi Ono, Jatmiko jadi Jet (Halah!), Aji jadi Jino (ha? Gak nyambung… biarin aja). Komplit!. Berikut ini contoh yang sangat baik, Bambang disingkat jadi Bams, karena nama Bambang cenderung lebih terdengar seperti nama anggota Polri.
  7. Punya instrumen dan peralatan ngeband sendiri adalah kewajiban. Minimal gitar akustik yang masih ada senarnya, kalo gak ada senarnya ya beli dong. Cuma senar gitu loh! Untuk sementara drum (karena paling mahal) bisa diganti ember plastik bekas cat tembok, kaleng biskuit Khong Guan, dan piring seng. Kalopun mau ngerekam, rekamlah pakai microphone yang bole minjem dari mesjid yang dicolokin ke komputer (harus punya!), kalo gak punya ya minjem lagi aja. Belajarlah olah suara digital dengan software bajakan murah meriah yang bisa dibeli di Mangga Dua atau Glodok. Atau ke persewaan CD yang ada di Bogor atau Jogja. Buku panduannya ada di toko buku terdekat. Kalo gak kuat beli ya coba tanya mbaknya bole difotokopi nggak? Suruh vokalismu yang tampan itu untuk melakukannya, siapa tahu berhasil. Mmm…tapi kayanya gak bakal dibolehin sih.
  8. Buatlah lagu cinta bertema patah hati, kecewa, dikhianati, tangis sendu yang penting mellow dan feeling blue. Kehabisan ide? Ulang terus tema yang sama! Buat lagu jawaban untuk lagu yang sudah ada adalah ide kuno tapi ampuh, misal: Kamu sudah buat lagu berjudul “Aku Cinta Kamu”, buatlah lagu jawaban yang seolah-olah dinyanyikan pasangannya dengan judul “Aku Juga Cinta Kamu”,lalu berlanjut dengan jawaban lain “Aku Ingin Kembali, tapi Aku Juga Cinta Dia”, dst, dst. Karanglah lirik sesederhana mungkin, ulangi kata sebanyak mungkin. Ini penting agar orang dungupun bisa menyanyikannya. Juga agar vokalis bandmu gak lupa dengan lirik jika tampil live. Gak perlu sok puitis mbrebes mili, calon fans bandmu gak akan membutuhkan kata-kata yang sulit dipahami. Tema selingkuh sebenarnya sangat mujarab, sayangnya dengar-dengar ada larangan untuk membuat lagu bertema selingkuh dari salah satu lembaga penting di negeri ini. Sediakan paling nggak 20 materi lagu yang udah dalam format kompatibel di CD buat demo ke label. Gak perlu mikirin aransemen yang terlalu mewah, kalo udah nembus rekaman, ntar bakal dibantu ama yang udah ahlinya.
  9. Pilih manajer yang tahu bagaimana cara menghitung uang tanpa kalkulator. Jangan dipilih kalo orangnya masih menghitung dengan sepuluh jarinya apalagi ngitung pake batu kerikil. Manajer penting untuk ngurusin bayaran tiap kali manggung (misalnya aja ada yang mau bayar) dan sinkronisasi waktu manggung dengan jadwal tidur, dugem, ngegame, dan waktu pacaranmu (itu juga kalo punya). Ya…kali aja ada temen sedang ultah yang terpaksa mau ngundang bandmu karena belas kasian.
  10. Banyak-banyaklah latihan ngeband di manapun kapanpun itu. Terutama vokalisnya, kecuali cuma berani tampil lypsinc (eh…tapi ini juga butuh latihan, biar lebih menyakinkan kalo manggung). Kamar mandi adalah tempat terbaik untuk seorang vokalis berlatih dan menghapal lirik. Pastikan lampu kamar mandinya cukup padang, biar gak kena rabun senja. Tapi jangan kelamaan nanti dikira sedang melakukan aktifitas ‘pengeluaran’ rutin. Kamar kos kedap suara dan cahaya adalah alternatif lainnya untuk latihan. Kalo punya uang halal, ya sewalah studio musik sekali-kali, tapi pastikan permainannya gak bikin masnya yang jaga studio ngakak atau malah mendadak mules. Camkan! Practice makes Pervert...eh Perfect.
  11. Kalo mau manggung, ikut kompetisi atau festival band. Pakailah kostum band yang satu nuansa, kompak dengan personel lain. Warna hitam adalah warna aman untuk menutupi rasa rendah diri. Jangan pakai kaos berlogo atau bergambar band rock (ingat aliranmu itu Pop), apalagi kalo kamu gak band apaan yang ada di kaosmu itu. Sewa beberapa orang (yang banyak) untuk menjadi groupies palsu. Kehadiran mereka sangat penting untuk menaikkan semangat kalo udah demam panggung duluan apalagi kalo band sebelum kamu mainnya lebih mumpuni. Beberapa kompetisi (yang gak bergengsi) meminta penonton untuk menilai penampilan band tertentu, dan kalo groupies palsumu banyak. Dijamin bisa menang. Oh ya, jangan lupa minta salah satu dari mereka ngerekam penampilan dahsyat kalian, pake kamera video tentunya. Terus upload ke YouTube, minta mereka nge-klik videomu biar jadi hits dan kalian jadi populer.
  12. Koneksi sangat penting. Semakin kalian terlihat seperti sosialita semakin bagus. Manfaatkanlah teknologi sebaik-baiknya. Kenalan, berteman, dan nongkrong bareng dengan band terkenal idolamu lewat MySpace atau Fb atau Twitter (apapun situs jejaring sosialnya). Pastikan yang ofisial. Soalnya mau kenalan secara langsung hampir pasti gak bakal terwujud. Buat apa? Ya kali-kali aja mereka membolehkan nama mereka nongol di bagian thanks to pada album band kamu suatu hari nanti entah kapan. Biar sok kenallah dan agak ngejuallah. Ntar kan orang yang beli album kalian bisa bilang “Oh, band ini temannya si band itu loh.”
  13. Yang terakhir banyaklah beribadah, berkomat-kamit, berpuasa, berderma, beramal Solikh, dan berdoa agar bandmu sukses, disukai, dihargai, digilai, dijilat, diincar label, diincar penculik (Ha?!!). Pasrah dan berharaplah agar senantiasa beruntung dan band sainganmu yang lain selalu tertimpa sial dan lagu mereka gak laku.

Astaga ada 13 langkah! Mudah-mudahan gak berarti sial.

Salam Kuper!
Restu Ismoyo Aji / Jino Jiwan untuk Bebas Ngetik 9 Mei 2009.

Ketikan ini sempat kumuat di catatan Facebook.

0 komentar: