Mas Bram, Mbak Hana, dan Karin
Pada
hari Minggu Mas Bram pamit pergi ke kantor. Katanya sih ada klayen untuk ditangani.
Ia naik Metromini karena mobil Lamborjini-nya sedang dipakai Mbak Hana,
istrinya ke pasar buat kulakan bahan bikin siomay.
Sebenarnya
itu sih hanya akal-keong-nya Mas Bram saja. Ia membelok ke Mol Taman Bongkrek
setelah berpindah moda ke taksi tentu saja. Ia cuma mau ketemu Dik Karin,
seorang wanita saikopat yang menjadi selingkuhannya selama tiga bulan terakhir
ini.
Mas
Bram pun bertemu dengan Dik Karin. Mereka saling senyum-senyum macam anak SD sedang
kasmaran. Mereka lalu duduk-duduk di Fud Kort dan dengan santainya makan nasi tempe
orek + sayur kacang + sambel ijo yang dibawa Dik Karin dari warteg sebelah
rumah.
Berhubung
bahan siomaynya habis akibat Mbak Hana datangnya ke pasar kesiangan. Dia putuskan
pergi ke Mol Taman Bongkrek untuk cari bahan siomay. Setelah dibuat frustasi karena
ternyata Kerfur tidak menjual borax, ia masuk ke area Fud Kort, niatnya hanya untuk
menontoni orang-orang makan, siapa tahu jadi kenyang. Alangkah terkejutnya ia
melihat Mas Bram sedang makan berdua dengan seorang wanita yang tidak dikenalnya.
Mereka tampak akrab dalam guyonan mbelgedes.
Mbak
Hana geram, ia melabrak keduanya, meja jadi sasaran gebrakan tangan. Mas Bram
terkesiap, ia tak menduga situasi mendadak runyam.
“Mas
Bram, apa-apaan kamu ini!?” Mbak Hana langsung mewek sejadinya, air matanya langsung
satu gelas, tapi tetap tidak bisa melarutkan bedak di pipinya.
“Tunggu,
Han. Aku bisa jelasin semuanya.” Mas Bram merengkuh Mbak Hana mencoba
menenangkannya. “Aku bisa jelasin semuanya, sungguh!” Tapi tangis Mbak Hana tidak
bisa berhenti hingga 30 menit.
“Aku
malu, Mas. Aku malu. Kok tega kamu berbuat seperti ini...” ratap Mbak Hana.
Dik
Karin tidak yakin harus ngapain selain..., “Mbak Hana, tenang Mbak, gak terjadi
apa-apa di antara kami.”
Hana
melotot, “Gak terjadi apa-apa gimana, sudah jelas kalian duduk berdua di Fud
Kort, bukannya pesen makanan dari sini malah makan nasi warteg. Malu-maluin.
Dasar!”
0 komentar:
Posting Komentar