Asal Usul Banyumambu
Konon pada zaman ketika
dinosaurus masih hidup, kali-kali di daerah (yang sekarang dikenal dengan nama)
Jakarta tidaklah se-mambu seperti
saat ini. Setidaknya tidak mambu-mambu
banget. Itu terbukti dengan temuan penelitian terbaru Prof. Paleojavanicus
bahwa di fosil usus dinosaurus (spesies: Entahlahsaurus)
yang ditemukan di daerah Kalimantan tidak terdapat residu air mambu kali Jakarta. Karena itulah mambunya kali-kali Jakarta hingga saat
ini masih menjadi misteri yang membuat bingung para ahli (atau yang merasa
dirinya ahli).
Berdasarkan penelusuran ngawur
yang dilakukan oleh seorang jurnalis sesat yang menerapkan metode etnoacakkadut terungkaplah cerita sebab
musabab mambunya kali Jakarta. Kisah
ini dituturkan kepadaku sebagaimana penuturan Si Jurnalis Mletho ditemani secangkir kopi panas di sebuah kantin kampus
terkenal. Kisah ini tentu sudah
mengalami pemblasukan seperlunya
sesuai kaidah yang diakui olehku sendiri. Oh, dan aku sudah sediakan kamus atau
daftar kata-kata rumit dalam ketikan
ini. Selamat Menyiksadiri.
...
Pada tahun sebelum ada tahun,
terdapatlah sebuah kerajaan bernama Banyupetak.
Kerajaan ini wilayahnya luas sekali belum lagi istananya yang berhektar-hektar
lebarnya, lebih luaslah daripada sawah plus rumahmu apalagi kamar kosmu yang
apek itu. Dan sama seperti kisah negeri dongeng lain, rakyat kerajaan ini ceritanya
hidup sejahtera gemah ripah loh di Jawi,
dan tentu saja serba nrima apa adanya.
Peta kuno kerajaan Banyupetak (hijau), daerah yang kuning adalah istana raja |
Seperti nama kerajaannya, sang
raja bernama Raja Banyupetak. Dia adalah raja yang bijak lagi sana sekaligus
narsis (menurutku) karena menamai kerajaan sesuai namanya sendiri. Raja
Banyupetak beristrikan seorang ratu yang termasyur kecantikan dan kemolekannya
pada masanya bernama Banyuputih.
Ratu Banyuputih tingginya kira-kira lebih tinggi sedikit dari Si Jurnalis Mletho, kulitnya sebetulnya tidak
secerah namanya, tapi bolehlah jika kau bayangkan dia seperti Raisa, kata Si Jurnalis.
Aku sendiri tidak membayangkan Ratu Banyuputih sebagai Raisa, aku membayangkan
dia seperti artis porno favoritku atau...favoritmu juga bisalah atau siapa saja
terserah kepadamu. Jika kau bayangkan dia seperti dosenmu yang paling hot juga
sakarepmu.
Dikisahkan, hingga tahun ketujuh
perkawinan mereka belum juga diberi keturunan. Andai ketika itu Sang Raja mau
kawin dengan putri-putri kerajaan lain mungkin dia sudah beroleh calon-calon
putera mahkota, tapi Sang Raja tetap setia dengan satu istri saja. Setidaknya
yang diakui. Mereka sudah mencoba berbagai cara, berbagai posisi, dan berbagai lokasi tapi
hasilnya tetap nihil.
Suatu hari Raja Banyupetak hendak melupakan masalah ini dengan berburu. Kegemarannya memang berburu dinosaurus. Ketika dia tengah mempersiapkan diri untuk berburu, Si Jurnalis menampakkan batangnya (mungkin hidung mungkin yang ‘lain’nya) maka diapun diajak ikut bersama rombongan berburu. Mereka mengendarai makhluk semacam salamander sebesar kuda, kata Si Jurnalis. Aku bertanya apakah makhluk itu sejenis trenggiling? Si Jurnalis Mletho malah bertanya balik trenggiling itu apaan? Karena malas menjelaskan aku biarkan dia melanjutkan ceritanya.
Untuk lebih mudahnya mari kita
anggap saja mereka saat itu sudah berbicara dengan bahasa Indonesia yang fasih
meski belum dengan tata bahasa baku, kata si jurnalis. Aku setuju saja. Kata
dia bahasa yang digunakan di masa itu sangat sukar binti sulit. Butuh waktu
tahunan dan teknik khusus untuk menguasainya sebagaimana dia lakukan. Bahasa Banyu begitu mereka menyebutnya.
Rombongan pun berangkat menuju Hutan Larangan (karena namanya selalu begitu,
kata Si Jurnalis). Di Hutan Larangan segenap makhluk bersemayam, termasuk para
dinosaurus paling mengerikan yang pernah ada.
“Hai Jur,” Sang Raja memanggil
Si Jurnalis, “aku ingin kau melihat aku berburu dinosaurus.”
“Dinosaurus yang macam mana
Tuanku?” tanya Si Jurnalis.
“Dinosaurus satu ini amat lihai
karena dia bisa terbang dan menyelam sekaligus. Bentuknya ganjil lagi aneh.” Raja
menghentikan kudanya, eh...salamandernya. Dia turun dan merentangkan busur
dengan mata panah setajam silet dan mengarahkannya ke leher Si Jurnalis.
Si Jurnalis bingung dengan
tindakan Raja. “Merunduk!!!” Teriak Raja.
Begitu Si Jurnalis merunduk
seketika itu juga anak panah melesat dan mengenai seekor dinosaurus di atas
pohon. Dinosaurus itu bergedabrukan kemudian berkebyuran ke kali di dekatnya. Rombongan
pemburu segera mendatangi dinosaurus yang telah jatuh ke air itu. Setelah diangkat
dari air oleh para prajurit kelas coro tampaklah seekor dinosaurus yang tidak jelas
bentuknya, antara katak, cacing, dan gajah.
Tiga makhluk ini perlu melakukan "Fusion" seperti Trunks dan Goten di DBZ untuk melihat ujud dinosaurus yang dimaksud |
“Apa nama dinosaurus macam ini
Rajaku?” tanya si Jurnalis.
“Entahlah...” Jawab Raja
termangu, “tapi sepertinya dagingnya tak enak di makan. Lempar kembali ke air!”
Para prajurit kelas coro itu
pun mendorong bangkai dinosaurus malang, membiarkannya jadi santapan ikan.
Sore harinya rombongan pemburu
itu pulang.
...
Waktu pun berlompatan. Suatu hari
Raja Banyupetak bergembiraria, rupanya Ratu tengah mengandung. Akhirnya berhasil juga. Tiap hari Sang Raja
mengelus-elus perut ratunya yang makin membesar dan membesar (bayangkan Raisa
hamil, Bung! Betapa seksinya). Hingga tanpa terasa tiba bulan-nya melahirkan.
Sang Raja gelisah menanti anak pertamanya dan cemas akan keselamatan Sang Ratu.
Anak yang dilahirkan Ratu
Banyuputih ternyata bukan berbentuk umumnya manusia. Dia masih berujud...bayi
tentu saja. Tapi bayinya lebih mirip seekor dinosaurus yang tidak jelas antara katak,
cacing, dan gajah, entahlah..., yang pasti
ini membuat Raja Banyupetak murka dan malu.
“Dinda, kau tega nian selingkuh
dengan dinosaurus yang entahlah namanya itu.” Sentak Raja saat menimang bayi
itu, “kalau mau selingkuh mbokyao setidaknya sama Si Jur sekalian yang masih manusia,
jadi aku punya alasan untuk memenggal lehernya.” Suaranya bergetar.
“Kanda, tega nian menuduhku
berbuat seperti itu...” Isak Ratu Banyuputih. “Aku akan menerjunkan diri ke
kali di depan istana bersama bayi ini.” Sang Ratu merebut bayi entahlah itu ke pelukannya.
Ratu lalu melanjutkan, “...jika
aku memang selingkuh dengan dinosaurus yang entahlah itu maka banyu kali itu
akan mambu. Tapi jika aku tidak
selingkuh dengannya dan Kandalah yang kuwalat dengan si dinosaurus maka kali
itu akan mambu.” Si Ratu berlari ke
arah kali depan istana tanpa memberi kesempatan Raja untuk bereaksi. Tepat
sebelum Sang Ratu menceburkan diri ke kali saat itu juga dia menyadari
kesalahucapannya, tapi semua terlambat. Langit telah mendengar dan menggelegar.
Sumpah telah dijatuhkan.
Semenjak itulah kali-kali di
daerah (yang sekarang disebut) Jakarta jadi mambu.
...
Sewaktu kutanyakan bukti foto
atau video kepada Si Jurnalis Mletho,
dengan raut runyam dia langsung menyiramkan kopi panas dari cangkirnya ke arahku...tapi
tidak kena, aku menghindar dengan sigap. Air kopi itu meluncur menodai rok
seorang gadis yang naasnya kebetulan lewat. Jika ini adalah naskah FTV aku berani
jamin Rp. 100 juta itu cewek pada akhirnya akan jatuh rindu ke pelukan si
Jurnalis Mletho, tapi kenyataannya si
gadis mendaratkan stiletonya ke jidat
si Jurnalis Mletho. Kenaasan
berpindah, akibatnya jurnalis kita kontal menabrak tembok sehingga cerita “Asal
Usul Banyumambu” tidak rampung. Jadi ini adalah kesalahanku ketika separuh dari
cerita di atas sebenarnya adalah hasil karanganku sendiri. Kuharap engkau tidak
menyesali keputusanmu untuk membaca ketikan ini hingga rampung karena engkau
tidak mendapat faedah apapun apalagi pesan moral yang berarti dari cerita ini.
Daftar kata yang sangat rumit:
Bahasa Banyu: adalah
bahasa nasional kerajaan Banyupetak. Disebut begitu karena cara penduduk
kerajaan ini bicara mirip seperti orang yang berbicara dalam air
Entahlahsaurus:
adalah spesies dinosaurus temuan Prof. Paleojavanicus, seorang
paleontologiawanistis yang terkenal di kalangan keluarganya sendiri. Entahlahsaurus diduga adalah dinosaurus
berjenis antara karnivora dan herbivora yang hidup di masa...lalu. Fosilnya
yang tersisa adalah usus sepanjang 2 meter. Ujud pasti Entahlahsaurus tidak diketahui hingga saat ini, tapi Prof. Paleo
cukup yakin bahwa bentuknya mirip belut dan hidup di tiga tempat: pepohonan,
udara, dan air
Etnoacakkadut:
adalah metode yang diturunkan dari bukan-disiplin antroponari. Metodenya
adalah dengan cara menaiki mesin waktu untuk kembali ke masa lalu, ikut hidup
bersama orang-orang masa itu, bertapa, belajar olah kanuragan, lalu kawin
dengan orang di masa itu lalu menjadi kakek moyang untuk dirinya sendiri
Mambu: artinya sama dengan angin
perut yang keluar dari perut dan kamu nikmati sendiri
Mblasuk: adalah seperti
melemparkan diri ke pohon salak sambil telanjang bulat
MenyiksaDiri:
adalah tidak bekerja tapi ikut kuliah mahal, tiap hari baca buku seberat 5
kuintal, jarang mandi jarang tidur sering melek, dan cuma bisa main game Solitaire,
Zuma, dan Feeding Frenzy
Mletho: adalah seperti separuh
otaknya yang ngetik ketikan ini dan seluruh otaknya yang selesai membaca
ketikan ini
Rumit: adalah seperti hidupmu
atau seperti ketikan ini yang dibaca secara serius seperti hidupmu yang selalu
serius
(Jino Jiwan)
4 komentar:
Apiiikkkkk!
Huahahahaha humor segar apik banget
wkwkwkwkwkwk tulisanmu mas... kocakkkk! :))))
Nuwun nuwun nuwun, tapi ini bukan "tulisan" ini adalah...ketikan.
Posting Komentar