Prinsip Kesatuan dalam Nirmana
2. Prinsip Kesatuan (Unity)
Tulisan ini merupakan lanjutan dari prinsip Irama dalam Nirmana.
Kesatuan atau keutuhan/kemanunggalan dalam karya
seni rupa/desain ditujukan agar ia tampak menyatu, di mana seluruh bagian/unsur
harus saling mendukung atau saling berhubungan tanpa ada bagian yang mengganggu
atau membuatnya tampak terpisah.
 |
Virus kurang ajar yang sudah bikin susah banyak orang. Coba lihat pendekatan kesatuan apa yang tampak? |
Sesungguhnya dengan menerapkan prinsip irama
(repetisi, transisi, oposisi) dalam suatu karya, maka kesatuan otomatis
diperoleh. Namun dua unsur seni rupa/desain, yaitu raut (ciri khas suatu bentuk/perbedaan bentuk) dan warna rawan menimbulkan perpecahan
(ketidaksatuan) komposisi karena keduanya saling bertentangan (discord). Terhadap kedua unsur ini maka
dapat diterapkan enam pendekatan kesalinghubungan
antar unsur. Mereka adalah: kesamaan,
kemiripan, keselarasan, keterikatan, keterkaitan, dan kedekatan/kerapatan.
 |
Raut kursi sama tapi warna berbeda. Kesatuan sudah didapat |
Perlu diingat bahwa keenam pendekatan ini
bukannya sama sekali terpisah, melainkan berhubungan satu dengan lainnya, pun
dengan prinsip-prinsip lain.
Sebagaimana prinsip
irama, prinsip kesatuan tidak boleh melupakan ruang kosong/sela (white space) dalam suatu susunan unsur
seni rupa/desain. Caranya adalah dengan membiarkan ada area yang longgar agar white space ini dapat mendukung
dicapainya kesatuan antar unsur. Untuk lebih jelasnya simak contoh gambar
berikut.
 |
Warna sama tapi rautnya berbeda, kesatuan juga sudah didapat |
 |
(a.) kemiripan warna (b.) kemiripan raut bentuk |
 |
Keselarasan dengan penetralan (raut antara dua bidang) |
 |
Pengikatan dengan (a.) background netral (hitam) dan (b.) garis luar yang sama (putus-putus) |
 |
Pengkaitan antar bidang yang berbeda raut dan warnanya |
 |
Kerapatan/kedekatan, (a.) berkumpul di titik tertentu (b.) berkumpul di garis tertentu |
Bersambung ke prinsip Dominasi/Penekanan.
0 komentar:
Posting Komentar